Oleh: Sheyril Athqianita
Hizbu Tahrir berdiri pada tahun 1953 oleh Syekh Taqiyudin
An-Nabhani, seorang ulama alumni Al-Azhar Mesir dan beliau pernah menjadi Hakim
Mahkamah Syari’ah di Palestina. Awal mula perjuangan dimulai dari Syekh
Taqiyudin An-Nabhani mengirim pesan kepada petinggi Al-Quds pada saat itu akan
tetapi mendapat penolakan tegas dari para petinggi setempat. Namun, masyarakat
setempat memberikan apresiasi dan dukungan yang sangat besar terhadap Hizbu
Tahrir. Hingga akhirnya Hizbu Tahrir sebagai partai politik diresmikan pada
tahun 1952 di Al-Quds. Hizbu Tahrir dibawah kepeimpinan Abdul Qadim Zallum
berkembang sangat pesat dan memerintahkan kepada seluruh anggotanya untuk
meyebar ke seluruh dunia. Dan kemudian berkembanglah Hizbu Tahrir dari Al-Quds
ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.
Keberadaan Hizbu Tahrir di Indonesia sebenarnya sudah ditemukan
jauh sebelum jatuhnya masa Orde Baru. Hizbu Tahrir masuk dan mulai berkembang
di Indonesia sejak tahun 1983 melalui Abdurrahman Al-Baghdadi dan Musthofa.
Al-Baghdadi adalah seorang imigran dari Lebanon dan Musthofa adalah imigran
Australia yang dibawa oleh KH. Abdullah bin Nuh, seorang ulama, tokoh
pendidikan dan sastrawan asal Cianjur.
Dalam penyebarannya, gerakan Hizbu Tahrir menyebar dan meluas ke
seluruh Nusantara melalui mahasiswa di beberapa kampus yang ada di Indonesia.
Berawal dari Bogor, Pondok Pesantren Al-Ghazali dan bergerak ke ranah mahasiswa
melalui masjid Al-Ghifari IPB dan kemudian memberikan misi kepada mahasiswa
untuk menyebarkan ke mahasiswa kampus lainnya. Hingga akhirnya terbentuklah Lembaga
Dakwah Kampus pada tahun 1986.
Hizbu Tahrir di Indonesia dikenal sebagai HTI (Hizbu Tahrir
Indonesia) yaitu sebuah partai politik yang berideologi Islam. Politik
merupakan bentuk kegiatannya, dan Islam adalah ideologinya. Terma HTI berarti
‘Partai Kemerdekaan’ atau ‘Partai Pembebasan” misinya yaitu untuk membangkitkan
umat Islam di seluruh dunia, megembalikan kembali kehidupan Islam dengan
menegakkan Khilafah Islamiyah. Namun sejak kedatangannya ke Indonesia, HTI
tidak pernah ikut dalam pemilu. Padahal, masa dan simpatisannya cukup banyak.
0 Komentar